Ketika arsitek Philip Johnson untuk pertama kalinya mengunjungi Museum Guggenheim di Bilbao hasil rancangan Frank Gehry, dia menangis. "Arsitektur bukan tentang kata-kata tapi tentang air mata," kata Johnson ketika itu. Bentuk kurva pada museum ternyata telah menggerakkan perasaan emosionalnya pada level tertentu. Perasaan serupa akan dirasakan apabila seseorang berada pada bangunan penting di zaman modern ini.
Entah Johnson dan Gehry menyadari nya atau tidak, ternyata ide fasade yang berputar-putar pada Guggenheim Museum telah mempengaruhi emosional manusia. Kecenderungan yang sama terlihat ketika seseorang diminta untuk memilih antara obyek berbentuk linear atau melengkung, kebanyakan akan memilih bentuk melengkung. Itulah kenapa manusia cenderung pada bentuk jam tangan yang bulat atau surat dengan bentuk tulisan bersambung.