Arsitektur hari ini and future
AUG
12

Itulah Arsitektur "Bangunan masa depan akan dibentuk oleh ... Anda"



Transkrip :
 
Hari ini saya akan bicara tentang sejarah arsitektur 30 tahun terakhir.   Cukup banyak untuk 18 menit. Topik ini kompleks,   jadi kita mulai saja di tempat yang kompleks:   New Jersey.  
 
Karena 30 tahun lalu, saya dari Jersey, saya berumur 6 tahun,   dan tinggal di rumah orang tua saya di sebuah kota bernama Livingston,   dan inilah kamar tidur saya dulu.  
 
Di sudut kamar saya ada kamar mandi yang saya pakai bersama adik saya.   Di antara kamar tidur dan kamar mand ada balkon yang tembus ke ruang keluarga.   Di sanalah semua orang berkumpul dan menonton TV,   jadi setiap kali saya berjalan dari kamar tidur ke kamar mandi,   semua orang akan melihat saya,   setiap kali saya mandi dan kembali dalam keadaan berhanduk,   semua orang akan melihat saya.   Dan saya akan terlihat seperti ini.  
 
Saya canggung, tidak nyaman, dan saya benci itu.   Saya benci harus berjalan di sana, saya benci balkon itu. Saya benci kamar itu, dan saya benci rumah itu.   Dan itulah arsitektur.   (Tawa)  
 
Selesai.   Perasaan itu, emosi yang saya rasakan, adalah kekuatan arsitektur,   karena arsitektur bukanlah tentang matematika atau tata ruang,   Arsitektur itu dalam,   tentang hubungan emosi yang kita miliki dengan hunian kita.  
 
Dan bukanlah hal yang mengejutkan jika kita merasa demikian,   karena menurut EPA,   orang Amerika menggunakan 90 persen waktu mereka di dalam ruangan.   Artinya dalam 90 persen dari waktu kita, kita dikelilingi arsitektur.   Itu sesuatu yang besar.   Artinya, arsitektur sedang membentuk kita dengan cara yang bahkan tak kita sadari.   Hal itu membuat kita agak mudah ditipu dan diprediksi.  
 
Artinya jika saya perlihatkan bangunan seperti ini,   Saya tahu apa yang Anda pikirkan:   Anda berpikir tentang "kekuasaan", "stabilitas" , dan "demokrasi".   Dan Anda berpikir begini karena ini berdasarkan konsep bangunan   yang dibangun 2.500 tahun lalu oleh bangsa Yunani.   Ini adalah sebuah trik.   Ini adalah pemicu yang digunakan arsitek   untuk membuat Anda menciptakan sebuah hubungan emosional   yang darinya kita dirikan bangunan-bangunan kita.  
 
Ini adalah sebuah hubungan emosional yang dapat diprediksi   dan kami sudah sangat lama menggunakan trik ini.   Kami menggunakannya 200 tahun yang lalu untuk membangun bank-bank.   Kami menggunakannya pada abad 19 untuk membangun museum-museum seni.  
 
Pada abad 20 di Amerika, kami memakainya untuk membangun perumahan.   Perhatikan prajurit-prajurit kecil yang kuat dan stabil ini   menghadap samudera dan menahan semua tekanan.   Hal ini sangat, sangat bermanfaat,   karena mendirikan bangunan itu menakutkan, mahal, lama dan sangat rumit.  
 
Dan orang yang mendirikan bangunan -- para pengembang dan pemerintah --   secara alami mereka takut dengan inovasi,   mereka lebih suka menggunakan bentuk yang mereka tahu akan Anda tanggapi.  
 
Itulah sebabnya kami akhirnya mendirikan bangunan seperti ini.   Ini bangunan bagus.   Ini adalah Perpustakaan Umum Livingston yang selesai pada 2004 di kota asal saya,   dan, Anda lihat, ada kubahnya, ada benda dan pilar bulat ini, bata merah,   Anda bisa menduga apa yang ingin disampaikan Livingston lewat gedung ini:   anak-anak, nilai bangunan dan sejarah.  
 
Namun hal itu tidak banyak hubungannya   dengan layanan perpustakaan yang sebenarnya saat ini.   Pada tahun yang sama, 2004, di tempat lain di negeri ini,   perpustakaan lain juga selesai dibangun, dan terlihat seperti ini.   Ini di Seattle. Perpustakaan ini terkait dengan penggunaan media pada era digital.   Ini tentang jenis baru keramahan publik untuk kota tersebut,   sebuah tempat untuk berkumpul, membaca dan berbagi.   Jadi bagaimana mungkin pada tahun yang sama, di negara yang sama,   dua bangunan yang sama-sama disebut perpustakaan,   terlihat jauh berbeda?  
 
Jawabannya adalah, arsitektur bekerja dengan prinsip bandul. Pada satu sisi adalah inovasi,   arsitek biasanya selalu mendorong teknologi baru, tipe baru,   solusi baru untuk gaya hidup saat ini.   Kami terus-menerus mendorong hingga sepenuhnya mengasingkan Anda semua.   Kami semua memakai hitam, kami semua depresi,   Anda pikir kami menawan,   jiwa kami mati karena kami tak punya pilihan.   Kami harus pindah ke sisi lain   dan kembali menggunakan simbol-simbol itu yang kami tahu Anda sukai.  
 
Jadi itu yang kami lakukan, dan Anda senang,   kami merasa bagai pengkhianat, lalu kami mulai bereksperimen lagi   dan kami kembali mendorong bandul, mundur, maju, mundur, maju,   dan kami maju mundur selama 300 tahun terakhir,   dan tentunya selama 30 tahun terakhir ini.   Oke, 30 tahun yang lalu kita keluar dari era 70-an.   Para arsitek sibuk bereksperimen dengan sesuatu yang disebut 'brutalisme'.   Sesuatu tentang beton.   (Tawa)  
 
Anda bisa menebaknya. Jendela yang kecil, ukuran yang tidak manusiawi   Ini sangat berat.   Saat mendekati era 80-an, kami mulai menggunakan simbol-simbol itu.   Kami dorong bandul ke arah sebaliknya.   Kami ambil bentuk-bentuk ini yang kami tahu Anda senangi   dan kami perbaharui.   Kami tambahkan neon, warna pastel, kami gunakan bahan baru.   Dan Anda menyukainya.   Hingga kami tak mampu memenuhi permintaan Anda.   Kami gunakan lemari Chippindale dan kami ubah menjadi pencakar langit,   dan pencakar langit bisa berupa kastil abad pertengahan yang terbuat dari kaca.   Bentuk-bentuk menjadi besar,   bentuk-bentuk menjadi tebal dan berwarna-warni.   Para kurcaci menjadi pilarnya.   (Tawa)  
 
Angsa membesar hingga seukuran bangunan.   Gila.   Tapi di era 80-an, itu keren.   (Tawa)  
 
Kita nongkrongnya di mal-mal dan kita semua pindah ke pinggiran kota,   dan di sana, di pinggiran kota, kita bisa bangun fantasi arsitektur kita.   Dan fantasi-fantasi itu,   bisa saja ala Mediterania, Perancis atau Italia.   (Tawa)  
 
Mungkin dengan tumpukan roti Perancis.   Ini dia soal postmodernisme.   Ini dia soal simbol-simbol.   Mereka mudah dan murah, karena, daripada membuat bangunan,   lebih baik membuat kenangan tentang bangunan. Karena saya tahu, saya tahu Anda semua tahu,   ini bukan Tuscany.   Ini di Ohio.   (Tawa)  
 
Jadi, para arsitek menjadi frustrasi,   dan kami dorong kembali bandul itu ke arah lainnya.   Pada akhir era 80-an dan awal 90-an,   kami mulai bereksperimen dengan sesuatu yang disebut dekonstruktivisme.   Kami tinggalkan simbol sejarah,   kami bergantung pada teknik desain baru dengan bantuan komputer,   kami hasilkan komposisi baru, bentuk bertabrakan dengan bentuk.   Ini hal akademik yang berat, sangat tidak populer, kami benar-benar telah mengasingkan Anda.  
 
Biasanya, bandul akan kembali bergerak ke arah sebaliknya.   Lalu sesuatu yang menakjubkan terjadi.   Pada 1997, gedung ini dibuka.   Gedung ini bernama Guggenheim Bilbao, karya Frank Gehry.   Dan gedung ini mengubah hubungan dunia dengan arsitektur secara mendasar.   Paul Goldberger memuji Bilbao sebagai salah satu dari momen-momen langka itu,   saat kritikus, akademisi dan publik bersatu di sekeliling sebuah bangunan.   The New York Times menyebut bangunan ini sebagai sebuah keajaiban.   Pariwisata Bilbao meningkat 2.500 persen setelah gedung ini selesai dibangun.   Jadi, tiba-tiba saja semua orang menginginkan salah satu dari bangunan ini:   L.A.,   Seattle,   Chicago,   New York,   Cleveland,   Springfield.   (Tawa)  
 
Semua orang ingin satu, dan Gehry ada di mana-mana.   Dia adalah 'starsitek' pertama kita.   Nah, bagaimana mungkin bentuk-bentuk ini -- liar dan radikal --   bagaimana mungkin mereka dapat sangat merambah di seluruh dunia? Hal ini terjadi karena media dengan sangat sukses melambungkan mereka   hingga dengan cepat mengajari kita bahwa bentuk ini bermakna budaya & pariwisata.   Kita menciptakan sebuah reaksi emosional terhadap bentuk-bentuk ini.   Begitu juga semua walikota di dunia.  
 
Semua walikota tahu bahwa jika mereka punya bentuk-bentuk ini,   mereka punya budaya dan pariwisata.   Fenomena di peralihan milenium baru ini terjadi pada beberapa 'starsitek' lain.   Hal ini terjadi pada Zaha dan Libeskind,   dan apa yang terjadi pada segelintir arsitek elit ini   pada pergantian milenium baru sebenarnya bisa terjadi pada seluruh bidang arsitektur,   dengan media digital meningkatkan kecepatan yang kita gunakan untuk memperoleh informasi.  
 
Karena coba pikirkan bagaimana Anda menggunakan arsitektur.   Seribu tahun yang lalu,   Anda harus berjalan ke desa sebelah untuk melihat sebuah bangunan.   Transportasi berkembang semakin cepat:   Anda bisa naik kapal, naik pesawat, atau menjadi wisatawan.   Teknologi melesat:   Anda dapat melihatnya melalui koran, TV,   lalu kita semua menjadi fotografer arsitektur,   bangunan menjadi terpisah dari lokasinya.  
 
Saat ini arsitektur ada dimana-mana, dan artinya kecepatan komunikasi telah bisa menyamai laju arsitektur.   Karena arsitektur sebenarnya melaju cukup cepat.   Tak butuh waktu lama untuk memikirkan sebuah bangunan.   Tapi cukup lama untuk membangunnya, tiga atau empat tahun,   sementara itu seorang arsitek sudah merancang dua atau delapan   atau seratus bangunan lain sebelum akhirnya tahu bahwa   bangunan yang dirancangnya empat tahun lalu sukses atau tidak.   Itu karena belum pernah ada umpan balik di dunia arsitektur.
 
Sehingga kami hanya mendirikan bangunan seperti ini.   Brutalisme bukan gerakan dua tahunan saja, tapi gerakan 20 tahunan.   Selama 20 tahun kami menghasilkan bangunan seperti ini   karena kami tidak tahu seberapa Anda membencinya.   Ini tidak akan terjadi lagi, saya kira,   karena kita hidup di ambang revolusi terbesar di arsitektur   sejak penemuan beton, atau baja, atau lift, dan itu adalah revolusi media. Jadi teori saya adalah jika Anda terapkan media pada bandul ini,   dia akan berayun semakin cepat, hingga kedua ujung ayunan menjadi serentak   yang secara efektif mengaburkan perbedaan antara inovasi dengan simbol,   antara kami para arsitektur, dan Anda, masyarakat.   Sekarang kita bisa membuat simbol-simbol instan yang dipicu perasaan   dari sesuatu yang baru.  
 
Mari saya perlihatkan caranya dari proyek yang baru diselesaikan perusahaan saya.   Kami disewa untuk mengganti gedung yang terbakar ini.   Ini adalah pusat kota bernama Pines di pulau Fire di negara bagian New York.   Ini sebuah komunitas liburan.   Kami usulkan sebuah gedung yang menantang,   berbeda dari bentuk yang biasa dilihat penduduk,   kami takut, klien kami takut, penduduk juga ngeri,   jadi kami ciptakan serangkaian gambar-gambar foto realistik   lalu kami tayangkan di Facebook dan Instagram,   kami biarkan orang-orang melakukan apa yang biasa mereka lakukan:   berbagi foto, menanggapi, suka, tidak suka.   Tapi itu artinya dua tahun sebelum bangunan ini jadi,   dia sudah menjadi bagian komunitas, jika terjemahan foto itu sama dengan produk jadi,   tidak akan ada kejutan.  
 
Bangunan ini sudah menjadi bagian dari komunitas ini,   lalu saat musim panas pertama itu,   ketika orang-orang mulai datang dan berbagi foto bangunan di media sosial,   bangunan itu tidak hanya sekedar gedung megah, dia menjadi media,   karena ini, bukan hanya foto sebuah bangunan, tapi foto bangunan Anda.   Dan ketika Anda menggunakannya untuk menceritakan kisah Anda,   dia menjadi bagian dari cerita pribadi Anda,   yang Anda lakukan adalah memotong seluruh ingatan kolektif kita,   dan Anda menciptakan simbol yang memacu kita untuk memahami.   Jadi kita tidak butuh orang Yunani lagi untuk mengajari kita tentang arsitektur.  
 
Kita bisa berdiskusi satu sama lain mengenai ide kita tentang arsitektur,   karena media digital tidak hanya mengubah hubungan antara kita semua,   tapi juga mengubah hubungan kita dengan bangunan.   Coba pikirkan sebentar para pustakawan di Livingston.   Jika bangunan itu akan dibangun saat ini,   hal pertama yang mereka lakukan adalah online dan meng-googling 'pustaka baru'.   Mereka akan dibombardir oleh contoh-contoh percobaan, inovasi,   informasi tak terbatas tentang bagaimanakah sebuah perpustakaan itu.   Itu adalah amunisi.   Amunisi yang bisa mereka bawa kepada Walikota dan masyarakat Livingston,   dan menyatakan; tidak hanya ada satu jawaban   atas pertanyaan seperti apa perpustakaan masa kini.  
 
Mari kita jadi bagian di dalamnya.   Kelimpahan percobaan-percobaan ini   memberi keleluasaan untuk menjalankan percobaan mereka sendiri.   Semuanya telah berubah sekarang.   Arsitek bukan lagi makhluk misterius   yang menggunakan istilah sulit dan gambar yang rumit,   dan Anda bukan lagi masyarakat tanpa daya,   pengguna yang tak lagi menerima sesuatu tanpa melihatnya lebih dulu.   Arsitek bisa mendengar masukan Anda,   Anda tidak akan terintimidasi oleh arsitektur.  
 
Artinya bandul yang berayun maju mundur dari satu corak ke corak lainnya,   dari satu gerakan ke gerakan lain, adalah tidak tepat.   Kita bisa melangkah maju   mencari solusi yang tepat bagi masalah yang dihadapi masyarakat.   Ini adalah akhir dari sejarah arsitektur,   artinya bangunan masa depan akan terlihat jauh berbeda dari bangunan saat ini.  
 
Artinya ruang publik di kota kuno Seville   bisa menjadi unik dan dirancang sesuai dengan kondisi kota modern.   Artinya sebuah stadion di Brooklyn bisa tetap menjadi stadion di Brooklyn,   bukan gabungan bata dan sejarah tentang bagaimana seharusnya stadion itu.   Artinya robot akan membangun gedung-gedung kita,   karena kita akhirnya siap untuk bentuk yang akan mereka hasilkan.  
 
Dan artinya bangunan akan berputar seperti keinginan alam bukan ke arah sebaliknya.   Artinya garasi di pantai Miami, Florida,   juga bisa menjadi tempat berolah raga dan yoga   dan Anda bahkan bisa menikah di sana tengah malam.   (Tawa)  
 
Artinya tiga orang arsitek bisa mimpi berenang di sungai East, New York,   lalu mengumpulkan hingga setengah miliar dolar   dari penduduk yang bersimpati pada perjuangan mereka,   tidak menjadi klien seorang pun lagi.   Artinya tidak ada satupun bangunan yang terlalu kecil untuk inovasi,   seperti paviliun rusa kutub kecil ini   yang dirancang setegar dan sekekar hewan yang akan diamati.   Dan artinya sebuah bangunan tidak harus indah untuk dicintai,   seperti bangunan kecil dan jelek di Spanyol ini,   di mana arsitek menggali lubang, lalu menutupnya dengan jerami,   lalu menyiramkan beton di sekelilingnya,   saat beton mengering, mereka mengundang seseorang untuk datang dan membersihkan jerami itu   jadi satu-satunya yang tersisa adalah ruang menyeramkan ini   yang penuh dangan cetakan dan goresan saat pembuatannya, yang menjadi tempat terindah untuk melihat sunset di Spanyol.  
 
Karena tidak ada pengaruhnya   apakah yang membangun gedung kita adalah seekor sapi atau sebuah robot.   Bagaimana kita membangun, tidak jadi masalah,   tapi masalahnya adalah apa yang kita bangun.   Arsitek sudah tahu cara membangun bangunan yang lebih hijau, cerdas dan bersahabat.   Kami hanya menunggu Anda semua untuk menginginkannya.   Dan akhirnya kami tidak lagi berada di sisi yang berbeda.   Cari seorang arsitek, lalu sewa,   bekerjasama dengan kami untuk merancang bangunan yang lebih baik,   kota yang lebih baik, dan dunia yang lebih baik, karena taruhannya besar.   Bangunan tidak hanya mencerminkan masyarakat kita,   tetapi juga membentuk masyarakat kita hingga ke ruang-ruang terkecil:   perpustakaan daerah,   perumahan tempat kita membesarkan anak-anak,   dan jalan yang mereka lalui dari kamar tidur ke kamar mandi.   Terima kasih.   (Tepuk tangan)

Labels:
0
COMMENTS
Build a Mobile Site
View Site in Mobile | Classic
Share by: