OCT
31

Psikolog: Jangan Berikan Uang pada Anak setelah Ujian

Uang merupakan nilai tukar dan jika diberikan sebagai bentuk hadiah, bisa mengubah pandangan anak terhadap uang tersebut. Akibatnya, anak bisa menggampangkan ketika ia hendak mendapatkan uang.
Sukses menghadapi ujian, seperti Ujian Nasional (UN) dengan nilai memuaskan pastinya membuat orang tua bangga. Namun, ketika berniat memberi anak hadiah sebagai bentuk apresiasi, tak disarankan berbentuk uang.
“Memberi anak hadiah uang sebagai bentuk apresiasi prestasinya, itu  big no ,” tegas psikolog anak dan remaja dari RaQQi – Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, MPsi, Senin (16/5/2016).
Ratih beralasan, uang bukan dalam porsinya sebagai bentuk  reward . Uang merupakan nilai tukar dan jika diberikan sebagai bentuk hadiah, bisa mengubah pandangan anak terhadap uang tersebut. Akibatnya, anak bisa menggampangkan ketika ia hendak mendapatkan uang.
Sehingga, ketika dirasa dia mau mendapat uang, anak merasa cukup dengan mendapat nilai yang bagus. Sebaliknya, jika orang tua ingin memberi hadiah pada anak berupa barang, boleh-boleh saja. Tapi, Ratih mengingatkan beri barang yang memang sesuai dengan kebutuhan anak, bukan keinginannya. Apalagi barang berupa  gadget  amat disarankan diberi pada anak ketika mereka berusia 13 tahun.
Jika memberi barang yang diinginkan anak, maka prioritas anak ke depannya bukan lagi mendapat nilai yang baik demi meningkatkan kualitas hidupnya, tetapi demi mendapat hadiah yang ia inginkan. Lagipula, bentuk apresiasi pada anak tak melulu harus berupa barang atau hadiah berupa materi lho.
“Bisa berupa pelukan, pujian. Bahasa cinta itu kan macam-macam ya. Support untuk anak saat ujian juga bisa dengan ibu cuti sehari pas anaknya ujian. Si ibu nemenin anaknya belajar, mengawasi anaknya belajar, itu bentuk support yang luar biasa lho,” tutur wanita berkerudung ini.
[ Sumber :  Chanelmuslim.com ]
Labels:
0
COMMENTS
Mobilize your Site
View Site in Mobile | Classic
Share by: