JAN
15

Tomino no Jigoku, Puisi Pemanggil Kematian


Selasa, 17 September 2013
Labels: , ,
Advertisement
Penghuni 60 | Tomino no Jigoku, Puisi Pemanggil Kematian

Memang, selalu saja ada kisah dibalik latar belakang semua kejadian. Seperti halnya kisah menyeramkan puisi Tomino ini yang lalu berkembang di kalangan masyarakat Jepang dan menjadi salah satu legenda urban.

Sebuah cerita yang melatar belakanginya sanggup membuat kita sedih, atau malah semakin merinding sehubungan dengan asal-muasal puisi ini. Namun, kisah ini sebetulnya merupakan sebuah pembelajaran, terutama bagi para orang tua.

Baca Juga:

Akhir-akhir ini semakin banyak sekali para orang tua yang dengan sengaja menghukum, bahkan tidak segan-segan membunuh anak kandungnya sendiri. Apakah moral manusia sudah sebejat itu?


Konon, Tomino adalah seorang gadis kecil yang terlahir cacat. Ia menuliskan puisi yang kemudian ditunjukkan kepada orang tuanya. Melihat isi puisi Tomino yang menyeramkan, orang tuanya malah menghukum Tomino dengan mengurungnya dalam gudang yang sempit dan tidak memberinya makan. Beberapa hari kemudian, Tomino meninggal dengan tidak wajar. Hanya karena puisi, orang tua dengan tega menghukum anaknya sampai meninggal?

Semenjak peristiwa itu puisi buatan Tomino jadi menyeramkan. Cerita dari mulut ke mulut berkembang dan banyak yang memperingatkan, jangan pernah membaca puisi itu dengan suara lantang karena bakal mengundang bencana.

Kemungkinan cerita yang berkembang di atas hanya sebatas kisah urban. Namun, dalam kenyataannya toh seringkali kita menemui peristiwa sadis semacam itu. Hanya karena memiliki anak yang cacat, kemudian para orang tua dengan semena-mena memperlakukannya secara tidak manusiawi.

Puisi berjudul " Neraka Tomino " sendiri sebenarnya dimuat dalam buku kompilasi puisi Yomota Inuhiko yang berjudul " The Heart is Like a Rolling Stone " (心は転がる石のように) . Di dalamnya memuat berbagai macam koleksi puisi, termasuk puisi "Tomino no Jigoku" karya Saizo Yaso dari tahun 1919. Nah, entah bagaimana sehingga puisi tersebut berkembang menjadi legenda urban nan menyeramkan.

Mungkin, intinya sih ini himbauan untuk para orang tua, bahwasanya “Sejelek-jelek apapun anak kita, dia adalah darah daging kita.” Mereka juga mempunyai hak untuk hidup layak. Mereka adalah anugerah Tuhan penyejuk hati .

Bagi Sobat Penghuni 60 yang ingin sekedar tahu apa isi puisinya, silahkan baca di bawah ini. Resapi dan renungilah, aku yakin puisi itu adalah jeritan dari para anak-anak yang telah diperlakukan dengan tidak adil oleh orang tuanya. Terlepas dari mitos urban legend tersebut, lupakan saja mitosnya, kematian hanyalah Tuhan Yang Maha Tahu .


Tomino no jigoku

Ane wa chi wo haku, imoto wa hihaku,kawaii tomino wa tama wo haku
hitori jihoku ni ochiyuku tomino, jigoku kurayami hana mo naki.

Muchi de tataku wa tomino no aneka, muchi no shubusa ga ki ni kakaru.

Tatake yatataki yare tataka zutotemo, mugen jigoku wa hitotsu michi.
Kurai jigoku e anai wo tanomu, kane no hitsu ni, uguisu ni.
Kawa no fukuro ni yaikura hodoireyo, mugen jigoku no tabishitaku.

Haru ga kitesoru hayashi ni tani ni, kurai jigorku tanina namagari.
Kagoni yauguisu,kuruma ni yahitsuji, kawaii tomino no me niya namida.
Nakeyo, uguisu, hayashi no ame ni imouto koishi to koe ga giri.

Nakeba kodama ga jigoku ni hibiki, kitsunebotan no hana ga saku.
Jigoku nanayama nanatani meguru, kawaii tomino no hitoritabi.

Jigoku gozarabamo de kitetamore, hari no oyama no tomebari wo.
Akai tomehari date niwa sasanu, kawaii tomino no mejirushini.


Dan berikut adalah terjemahannya :


Neraka Tomino

Kakak yang memuntahkan darah, adik yang memuntahkan api
Tomino yang lucu meludahkan permata yang berharga

Tomino meninggal sendirian dan terjatuh ke dalam neraka
Neraka kegelapan, tanpa dihiasi bunga

Apakah itu kakak tomino memegang cambuk?
Jumlah bekas luka berwarna merah sangatlah mengkhawatirkan
Dicambuk dan dipukul sangatlah mendebarkan,

Jalan menuju neraka yang kekal hanyalah salah satu cara
Mohon bimbingan ke dalam neraka kegelapan,

Dari domba emas, dan dari burung bulbul
Berapa banyak yang tersisa dari dalam bungkusan kulit,
Disiapkan untuk perjalanan tak berujung ke neraka

Musim semi akan segera dating ke dalam hutan serta lembah,
Tujuh tingkat didalam gelapnya lembah neraka

Dalam kandang burung bulbul, dalam gerobak domba,
Di mata Tomino yang lucu meneteskan air mata
Tangisan burung bulbul, dibalik hujan dan badai
Menyuarakan cintamu untuk adik tersayangmu

Gema tangisanmu melolong melalui neraka,
Serta darah memekarkan bunga merah

Melalui tujuh gunung dan lembah neraka,
Tomino yang lucu berjalan sendirian
Untuk menjemputmu ke neraka,

Duri-duri berkilauan dari atas gunung
Menancapkan duri ke dalam daging yang segar,
Sebagai tanda untuk Tomino yang lucu


Aku bukannya malah takut setelah membaca puisi itu, tapi aku malah sedih, bahkan mataku berkaca-kaca, Tomino yang lucu, Tomino yang terabaikan oleh orang terdekatnya.

*******

Thanks
Penghuni 60
Penghuni 60

Artikel Menarik Lainnya:




FOLLOW and JOIN to Get Update!

Advertisement

Labels:
25
COMMENTS
Ulfa Fitri baik2 saja?
may
11
Ulfa Fitri baik2 saja?
Ada yang udah baca pakai suara lantang?
may
11
Ada yang udah baca pakai suara lantang?
Ud gue baca keras keras nih gan, tapi biasa aja si...
apr
13
Ud gue baca keras keras nih gan, tapi biasa aja sih, emgnya ud ada korbannya ya ??
sangat mendalam dan juga merinding juga ..
sep
21
sangat mendalam dan juga merinding juga ..
sereeem....langsung lompat kasi komentar aja...tak...
sep
21
sereeem....langsung lompat kasi komentar aja...takut bacanya :)
aku bacanya engga aku maknai, tetapi setelah baca ...
sep
20
aku bacanya engga aku maknai, tetapi setelah baca kok perasaan jadi engga enak gini ya :(
Mengerikan juga ya kang baca puisi beginian
sep
20
Mengerikan juga ya kang baca puisi beginian
waw,, ada juga ya puisi yang seperti ini,, mengeri...
sep
20
waw,, ada juga ya puisi yang seperti ini,,
mengerikan sekali
Jepang termasuk Indonesia juga tentang masalah KLE...
sep
20
Jepang termasuk Indonesia juga tentang masalah KLENIK banyak juga yah...
Makasih atas berbagi artikelnya ini sobat penghuni 60
ada yang sudah coba?
sep
20
ada yang sudah coba?
@Achmed: pake sumpah segala sih sob ^_^
sep
20
@Achmed: pake sumpah segala sih sob ^_^

@Mas Nady: sangat setuju sekali sob, komunikasi itu penting

@Agung Kharisma: maksud hati Tomino sih mungkin seperti itu, dia kemungkinan gak brani ngomong secara langsung jd menuangkan unek2nya itu dlm bait2 puisi, tp syg ibunya salah menafsirkan,

oke sob, tungguin aja ya... :)
Memang miris kalau ngebaca postingan di atas. Kasi...
sep
19
Memang miris kalau ngebaca postingan di atas. Kasihan Tomino kecil nan lucu, hanya karena sebuah puisi ungkapan hati dikau menjadi bersusah karenanya. Seharusnya orangtuanya bisa menghargainya, cacat fisik tak membuktikan betapa buruknya ia, coba lihat lebih dalam ke sanubari hatinya yang nan tulus. Ia hanya ingin diperhatikan, dimanja dan disayangi oleh orang terdekatnya yaitu orangtuanya.

http://dailybloggerpro.blogspot.com/
http://rumahcerpenmu.blogspot.com/

Ditunggu ya kunjungan baliknya gan, saya udah update post nih. :)
wah dapet pengetahuan baru nih saya mas.. makasih ...
sep
19
wah dapet pengetahuan baru nih saya mas.. makasih sudah di share.. jujur saya baru denger di sini tentang cerita seram ini mas..

yang penting kita harus menjalin komunikasi yang baik, baik orang tua ke anak, maupun anak ke orang tua.. agar semua terjalin dengan baik...
aduuuh, serem bnget mas sumpah... -_-
sep
19
aduuuh, serem bnget mas sumpah...
-_-
@Rohis: hahaha, bisa2 yg bacanya pingsan la...
sep
19
@Rohis: hahaha, bisa2 yg bacanya pingsan lagi sob...

@I Wayan: sori gak boleh ada link ya

@Maya: amiin, semoga para ortu bs lbh bijak lagi terhadap anaknya, bs menyadari akan hal ini.
karena kekurangan fisik,,,, org tua tidak siap mnr...
sep
19
karena kekurangan fisik,,,, org tua tidak siap mnrima,,,,, moga bsa jdi pelajarn tuk kita semua
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Tomino kecil2 sdh jago buat puisi.., klo dilombaka...
sep
19
Tomino kecil2 sdh jago buat puisi.., klo dilombakan mgkn sj bs jd juara *smile
@Jejak Jelajah: haha, pagi2 kok takut sih s...
sep
19
@Jejak Jelajah: haha, pagi2 kok takut sih sob :D

@Yippee Kay Yay: yes, me too ^_^

@Thanjawa: haha, bnr itu sob, suka ya ama kokorono?

@Kstiawan®: wah, rugi loh gak dibaca semua
ngeri Mas. saya cuma baca setengah aja..hehehe
sep
19
ngeri Mas. saya cuma baca setengah aja..hehehe
dari pada mendengarkan tomino,emakan mendengar kok...
sep
19
dari pada mendengarkan tomino,emakan mendengar kokorono aja ya mas
I do not believe any myth
sep
19
I do not believe any myth
waduh, ngliat foto itu gak tahan sob, sereeeem... ...
sep
19
waduh, ngliat foto itu gak tahan sob, sereeeem... pdhl mampir kesini pagi hari..
tp setuju bgt dgn opinimu sob.. smoga para ortu jd sadar
@Sukma: iya sob, ini cm mitos doank kok
sep
19
@Sukma: iya sob, ini cm mitos doank kok

@M Alex: sama2 sob makasih juga ya udh berkunjung, semoga artikel ini bermanfaat

@Michael: amiin

@Ahmad: siapa tuh mokad?

@Mila: hihihi, pdhl cm puisi doank kok ya gak brani sih Mil, kamu malah melancong kemana2 brani, aneh.. :D

@Penyuluh: hehe, jgn dicocok2in sob.. :) lama gak kliatan nih? sibuk ya?

@Djangkaru: haha, udh takut kok mlh balik kesini lg sih.. :D
hadir kembali demi puisi pemanggil kematian. jadi ...
sep
18
hadir kembali demi puisi pemanggil kematian. jadi takut.
Create a Mobile Website
View Site in Mobile | Classic
Share by: