Masyarakat Minang adalah masyarakat yang arif dan kaya akan nilai-nilai
kebudayan dan filosofi. Orang Minang mengenal pepatah-pepatah yang erat dengan
kehidupan masyarakat Minangkabau. Masyarakat Minang merupakan masyarakat yang
lekat dengan syariat islam. Oleh karena itu semua bentuk kebudayaannya sesuai
dengan kitab suci Al-Qur’an. Walaupun begitu, dalam beberapa aspek tertentu
masih relatif berbeda dengan ajaran Islam.
Kehidupan masyarakat Minang juga sangat lekat dengan alam, dikenal sebagai masyarakat yang hidup secara komunal dan mengedepankan kekeluargaan serta nilai-nilai kerukunan. Keluhuran tradisi masyarakat Minang ini tentu saja dilatarbelakangi oleh keluhuran falsafah hidup yang diwariskan oleh nenek moyang orang Minang. Falsafah orang Minang disebut dengan Falsafah Samo atau sama yang bermakna persamaan, kesamaan dan kebersamaan antar individu, antar kaum dan antar desa.
Kehidupan masyarakat Minang juga sangat lekat dengan alam, dikenal sebagai masyarakat yang hidup secara komunal dan mengedepankan kekeluargaan serta nilai-nilai kerukunan. Keluhuran tradisi masyarakat Minang ini tentu saja dilatarbelakangi oleh keluhuran falsafah hidup yang diwariskan oleh nenek moyang orang Minang. Falsafah orang Minang disebut dengan Falsafah Samo atau sama yang bermakna persamaan, kesamaan dan kebersamaan antar individu, antar kaum dan antar desa.
Masyarakat Minang juga dikenal sebagai masyrakat yang egaliter yang berarti bersifat sama; sederajat. Berdasarakan hal itulah nenek moyang masyarakat Minang mewariskan tujuan-tujuan hidup yang ingin diwujudkan oleh anak cucunya. Tujuan itu demi membentuk masyarakat yang aman, damai, sejahtera dan berkah. Tujuan tersebut hanya dapat diwujudkan dengan membentuk tatanan masyarakat yang ideal sesuai adat Minang, yaitu Masyarakat nan Sakato sebagai pandangan hidup orang Minang.