MAY
21

Sekejam Itukah Seorang Ibu? Kisah Bayi Jailyn yang Malang, Lapar dan Haus


Sabtu, 30 Maret 2024
Labels: ,
Advertisement
Penghuni 60 | Sekejam Itukah Seorang Ibu? Kisah Bayi Jailyn yang Malang, Lapar dan Haus

Entah kenapa saat mendengar berita ini dari snack video yang ditonton oleh isteri saya, dalam batin saya menangis untuk Jailyn, seorang bayi yang lucu berusia 16 bulan yang kini tiada hanya karena ulah dari ibunya yang tega meninggalkan dia sendirian di rumah selama 10 hari. Tanpa pengawasan, tanpa teman, tanpa perlindungan, yang miris lagi tanpa makan dan minum.

Saya yang menjalankan ibadah puasa dari Subuh hingga waktu Maghrib saja tanpa makan dan minum sudah merasakan tersiksa, apalagi bayi Jailyn yang entah berapa lama dia menahan lapar dan haus. Karena dikatakan ada botol susu yang ditinggalkan bersamanya, tapi tidak tahu persis berapa banyak susu yang ditinggalkan. Yang jelas tidak mungkin untuk bertahan 10 hari.

Baca Juga:

Sekejam Itukah Seorang Ibu? Kisah Bayi Jailyn yang Malang, Lapar dan Haus
Selamat jalan bayi Jailyn yang lucu. (Pinterest/Wattpad)


Kristel Candelario, ibu berusia 32 tahun asal Ohio ini mengaku bersalah atas pembunuhan besar-besaran terhadap putrinya, Jailyn yang berusia 16 bulan. Jaksa mengatakan dia meninggalkan balita itu sendirian di box bermain di rumah mereka di Cleveland pada bulan Juni ketika dia melakukan perjalanan ke Detroit dan Puerto Rico.

Menurut Kantor Kejaksaan Kabupaten Cuyahoga, ketika dia kembali dari perjalanannya, dia menemukan Jailyn tidak responsif dan menelepon polisi. Dia mengganti pakaian anaknya sebelum petugas tanggap darurat tiba dan mengumumkan kematiannya tak lama kemudian.

Balita itu “sangat dehidrasi” pada saat kematiannya, kata jaksa, dan pemeriksa medis menetapkan bahwa dia meninggal karena kelaparan dan dehidrasi. Beratnya turun sekitar tiga kilogram lebih ringan dari yang tercatat pada kunjungan dokter terakhirnya sekitar dua bulan sebelumnya, Elizabeth Mooney, wakil pemeriksa medis Kabupaten Cuyahoga, mengatakan kepada pengadilan.

Menurut Jaksa Wilayah Cuyahoga Michael C. O'Malley, Candelario meninggalkan putrinya "sendirian dan tanpa pengawasan" di Pack-N-Play pen pada tanggal 6 Juni dan tidak kembali ke rumah hingga tanggal 16 Juni.

Dia menelepon 9-1-1; Jailyn dinyatakan meninggal di tempat kejadian. Otopsi mengungkapkan dia meninggal karena kelaparan dan dehidrasi parah. Unit Pembunuhan Polisi Divisi Cleveland menyelidiki kematian tersebut dan menemukan Candelario meninggalkan anak tersebut tanpa pengawasan sehingga dia dapat berlibur ke Detroit, Michigan dan kemudian Puerto Rico.





"Jailyn mengalami dehidrasi parah pada saat kematiannya," demikian rilis dari jaksa penuntut. "Jailyn ditemukan di dalam Pack-N-Play pen di atas lapisan yang kotor dengan urin dan kotoran serta selimut yang kotor."

“Kasus ini adalah salah satu kasus yang benar-benar tak terbayangkan yang akan terus menghantui saya selama bertahun-tahun yang akan datang,” tambah O'Malley dalam sebuah pernyataan.

“Adalah tugas kami untuk mewakili para korban, dan hari ini kami berbicara atas nama Jailyn yang berusia 16 bulan – yang tidak lagi bersama kami – karena keputusan egois yang dibuat ibunya. Hukuman hari ini adalah langkah pertama menuju keadilan untuk Jailyn."

Dia menghadapi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat dan akan dijatuhi hukuman pada 18 Maret.

Hakim Pengadilan Permohonan Umum Kabupaten, Brendan Sheehan mengatakan kematian balita itu “bukan sekadar kekhilafan” dan mengatakan kepada Candelario bahwa dia memiliki beberapa kesempatan untuk campur tangan dan menyelamatkan nyawa putrinya.

“Anda melakukan tindakan pengkhianatan yang luar biasa, meninggalkan bayi Anda ketakutan, sendirian, tanpa perlindungan, menderita apa yang saya dengar adalah kematian paling mengerikan yang bisa dibayangkan, tanpa makanan, tanpa air, tanpa perlindungan,” katanya. Dia juga menuduh Candelario “tidak menunjukkan penyesalan.”

Di pengadilan pada hari Senin, dia membandingkan hukuman seumur hidup Candelario dengan kurungan yang harus dialami putrinya sebelum kematiannya.

“Satu-satunya perbedaan adalah bahwa penjara setidaknya akan memberi Anda makan dan memberi Anda cairan yang tidak Anda berikan,” katanya.

Benar-benar sulit membayangkan yang dialami oleh Jailyn. Sendirian, ketakutan, haus dan kelaparan. Sekejam itukah seorang ibu kepada anaknya? Bukankah seorang ibu dan anak itu terikat oleh ikatan sakral sejak dari kandungan?

Sekejam Itukah Seorang Ibu? Kisah Bayi Jailyn yang Malang, Lapar dan Haus
Ayah kandung bayi Jailyn, Henry yang sangat terpukul mengetahui putri tercintanya tewas dengan kondisi mengenaskan setelah ditinggal eks istri liburan. (Tiktok/1henry1997)


Lalu, di manakah ayah Jailyn? Justru, ayahnya yang bernama Henry, adalah orang yang paling merasa terpukul setelah mendengar berita kematian putrinya akibat kelalaian mantan isterinya tersebut.

Melansir dari akun Tiktoknya, Henry tampak terpukul atas meninggalnya sang bayi kecil tercintanya itu. Bahkan ia cukup banyak memposting tentang putrinya untuk mengungkapkan kerinduannya.

Bahkan rumah yang menjadi TKP tersebut direnovasi dengan pernak-pernik balon untuk memperingati kematian putrinya.

"Satu hari lagi Merindukanmu Cintaku, Aku merindukanmu Putri Dari Tempat dimana kamu berada Jagalah Ayahmu Selalu Bayiku yang Cantik," ungkap pilu Henry.

"Kamu akan selalu menjadi hal Terbaik yang terjadi padaku dalam Hidup ini," ungkap Henry dengan lirih. Suatu hari nanti aku akan melakukannya pergi mencarimu dan berikan pelukan yang tidak pernah kuberikan padamu, perjalanan singkat di bumi ini hanya membuktikan bahwa kamu adalah malaikat Tuhan," terangnya.

Doa yang terbaik juga dariku untukmu bayi Jailyn, semoga engkau jauh lebih bahagia di alam sana. Mungkin Tuhan lebih sayang kepadamu, hingga memanggilmu lebih cepat. Persis seperti yang dikatakan oleh ayahmu.

RIP LITTLE ANGEL

*******

Thanks
Penghuni 60
Penghuni 60

Artikel Menarik Lainnya:




FOLLOW and JOIN to Get Update!

Advertisement

Labels:
0
COMMENTS
Create a Mobile Website
View Site in Mobile | Classic
Share by: